Langsung ke konten utama

Marketing KUA Maksudnya Apa? Ini Artinya

Marketing KUA Maksudnya Apa? Ini Artinya

Setiap kali ada video pernikahan yang estetik di media sosial—kamera slow motion, dekorasi bunga sederhana tapi romantis, pengantin tersenyum malu, caption yang menyentuh, dan diakhiri dengan buku nikah yang diangkat bersama—kolom komentar selalu ramai dengan satu kalimat yang terdengar misterius: “Ini cuma marketing KUA.”

Kenapa video pernikahan bisa dianggap sebagai marketing? Apa hubungan video aesthetic dengan dorongan untuk menikah? Apakah benar ada strategi halus untuk membuat orang pengen segera ke KUA?

Fenomena ini mulai muncul ketika banyak pasangan yang menikah mengunggah video pendek, biasanya berdurasi kurang dari satu menit. Videonya tidak menampilkan pesta mewah, hanya suasana sederhana namun menyentuh hati: senyum kedua keluarga, detik-detik ijab kabul, hingga momen pengantin menerima buku nikah dengan mata berkaca-kaca. Justru karena sederhana dan terlihat nyata, penonton ikut merasakan kebahagiaannya.

Komentar khas pun bermunculan:

  • “Duh, ini marketing KUA banget.”
  • “Lihat ini langsung pengen ke KUA.”
  • “Awas ketipu, ini soft selling nikah.”

Tapi sebenarnya, apa arti marketing KUA yang sering disebut-sebut itu?

Fenomena “Marketing KUA” di Media Sosial

Istilah ini muncul dari budaya internet. Ketika sesuatu terlihat indah, mempengaruhi emosi, dan membuat orang ingin melakukan hal yang sama, netizen menyebutnya marketing. Jadi, ketika video pernikahan terlihat sangat romantis hingga membuat penonton berkata “Aku jadi pengen nikah juga”, orang-orang menyebut bahwa video itu sukses melakukan “marketing KUA”.

Dengan kata lain, “marketing KUA” hanyalah ungkapan bercanda yang digunakan untuk menyimpulkan bahwa video tersebut bisa membuat penonton kepikiran untuk menikah.

Kenapa Disebut Marketing?

Ada beberapa alasan kenapa istilah ini begitu viral:

1. Visual Aesthetic yang Menggugah Emosi

Video pernikahan kekinian dibuat dengan tone warna film, slow motion, dan backsound yang menyentuh. Visual semacam ini bukan hanya dilihat, tapi dirasakan. Hasilnya, muncul keinginan untuk berada di posisi yang sama.

2. Kesederhanaan yang Memikat

Berbeda dengan pesta mewah di gedung besar, momen di KUA terlihat lebih intim dan real. Banyak pasangan memperlihatkan bahwa menikah tidak selalu harus mahal. Ini membuat penonton berpikir:

“Ternyata nikah simpel begini aja udah bahagia.”

3. Menghilangkan Ketakutan Soal Biaya

Ungkapan “nikah itu mahal” tiba-tiba luluh ketika melihat video sederhana di KUA. Konten itu secara tidak langsung mengedukasi bahwa menikah tidak serumit yang dibayangkan.

4. Efek FOMO (Fear of Missing Out)

Saat orang melihat banyak yang menikah, muncul kekhawatiran tertinggal. Apalagi jika usia teman-teman sudah masuk fase menikah. Video aesthetic bisa memicu keinginan untuk melangkah ke fase berikutnya.

Kekuatan Konten: Dari Video Biasa Menjadi Ajakan Nikah

Tanpa perlu kalimat ajakan, video itu sudah berhasil “menjual” ide untuk menikah. Teknik ini mirip dengan marketing gaya baru:

  • Tidak memaksa
  • Tidak mengajak secara langsung
  • Hanya menunjukkan hasil akhirnya

Penonton merasakan sendiri emosinya, bukan dipaksa untuk mendapatkannya.

Dari sisi psikologi, konten seperti ini memicu:

  • Dopamin (perasaan senang)
  • Harapan (imajinasi akan kebahagiaan di masa depan)
  • Pembandingan sosial (ingin seperti orang lain)

Maka muncullah komentar spontan: “Waduh, aku jadi pengen nikah.”

Kenapa Orang Mudah Terpengaruh?

Media sosial bekerja berdasarkan emosi. Konten yang menyentuh hati lebih mudah viral dibandingkan yang informatif atau edukatif.

Berikut faktor pemicunya:

  • Narasi romantis: menekankan perjalanan cinta, bukan acara.
  • Musik: sound aesthetic membuat suasana semakin baper.
  • Momen simbolis: penandatanganan buku nikah dianggap sakral.

Ditambah lagi, budaya menikah di KUA yang:

  • praktis
  • murah bahkan gratis (untuk jam kerja)
  • prosesnya singkat

Semua itu membuat orang semakin yakin bahwa menikah tidak perlu ribet.

Mengapa Disebut “Marketing”, Padahal KUA Tidak Mengiklankan Apa Pun?

Istilah ini muncul karena video-video tersebut seakan-akan mempromosikan KUA, padahal bukan. Tidak ada iklan resmi, tidak ada ajakan formal. Semua terjadi secara organik karena video-videonya menyentuh emosi banyak orang.

Contoh komentarnya:

  • “Ini bukan video nikah, ini marketing KUA.”
  • “Editannya bikin pengen buru-buru ke KUA.”

Jadi humor ini muncul dari perasaan, bukan dari kenyataan bahwa KUA benar-benar melakukan marketing.

Apakah Semua Orang Terpengaruh?

Tidak juga. Ada dua tipe penonton:

  1. Yang baper dan ingin menikah
    Mereka langsung terpicu emosinya, apalagi jika sudah punya pasangan.

  2. Yang realistis
    Meski videonya bagus, mereka tetap sadar bahwa menikah bukan hanya soal estetika.

Kesalahan Persepsi: Menikah Karena Fomo

Video marketing KUA mungkin terlihat indah, tapi di balik pernikahan ada tanggung jawab besar:

  • komitmen
  • kesiapan mental
  • finansial
  • komunikasi

Video hanya menunjukkan puncak kebahagiaan, bukan proses panjang hubungan.

Tips Supaya Tidak Terpengaruh Hanya Karena Video Aesthetic

Berikut poin penting sebelum “ikut-ikutan” marketing KUA:

  • Pastikan menikah karena siap, bukan karena iri.
  • Bangun komunikasi yang matang dengan pasangan.
  • Pahami tanggung jawab setelah menikah.
  • Jangan hanya fokus pada acaranya, tapi pada hubungan jangka panjang.

Jadi Kesimpulannya...

Istilah “marketing KUA” muncul karena video-video pernikahan sederhana di KUA terlihat begitu indah dan membuat penonton ingin ikut menikah. Ini bukan marketing dalam arti sebenarnya, tetapi ekspresi netizen bahwa video tersebut sukses mempengaruhi hati dan emosi orang lain. Pada akhirnya, menikah bukan tentang mengikuti tren, tapi tentang kesiapan dua orang yang ingin membangun kehidupan bersama.

Jika kamu sedang mencari inspirasi tulisan atau ide konten yang seru tentang fenomena unik seperti ini, kamu bisa menemukan berbagai bahasan menarik di situs ajakteman.com.

Baca Topik Terkait ⤵

Menu Utama


Postingan Terbaru

Loading...

Tool PopularRefresh


Artikel Popular