Kenapa Drama China Selalu Ada Adegan Ciumannya?
Drama China atau C-Drama sedang mendominasi berbagai platform streaming dan media sosial. Setiap hari, cuplikan drama baru bermunculan di TikTok, Instagram, hingga YouTube Shorts. Namun ada satu hal yang hampir selalu muncul dan menjadi ciri khas dalam banyak drama China modern: adegan ciuman. Bahkan drama dengan genre sejarah yang penuh intrik politik pun sering menyelipkan adegan romantis seperti ini.
Pertanyaannya, kenapa hampir semua drama China selalu ada adegan ciumannya?
Apakah itu benar-benar bagian dari cerita, tuntutan pasar, atau ada tujuan lainnya di balik layar?
Artikel ini akan mengupas penyebabnya, namun tidak akan langsung memberikan jawabannya di awal. Kita akan mengurai satu per satu alasan yang mungkin tidak terlintas di pikiran penonton casual. Jadi, tetap baca sampai selesai.
Dunia Drama China: Industri Besar Dengan Target Pasar Luas
Drama China bukan sekadar tontonan romansa biasa. Industri ini merupakan bisnis besar dengan nilai triliunan rupiah. Setiap tayangan diproduksi dengan strategi pemasaran yang sangat matang. Mulai dari pemilihan aktor yang sedang populer hingga penempatan momen romansa yang bisa memicu trending di media sosial, semuanya dihitung.
Adegan ciuman yang tampak spontan di layar, sebenarnya merupakan bagian dari strategi marketing konten visual yang telah dirancang sedemikian rupa.
Faktor pasar yang membuat adegan romantis sangat dibutuhkan:
- Genre romance dan historical romance selalu mendominasi pada chart streaming China.
- Mayoritas penonton drama adalah perempuan usia 18–34 tahun yang menyukai chemistry antara karakter.
- Platform video pendek seperti TikTok, Douyin, dan Instagram membutuhkan momen visual yang kuat untuk mendapatkan views.
Jika drama tidak punya momen yang "bikin baper", peluang dramanya viral akan jauh lebih kecil.
Adegan ciuman menjadi salah satu momen terbaik untuk memancing emosi penonton.
Bukan Sekadar Romantis: Adegan Ciuman = Marketing Gratis
Di era platform video pendek, cuplikan adegan singkat bisa menyebar lebih cepat daripada trailer resmi.
Banyak drama China yang awalnya tidak begitu viral, namun setelah ada satu adegan ciuman yang tersebar di TikTok… mendadak jumlah viewers naik drastis.
Inilah yang disebut "marketing emosional", yaitu strategi promosi yang memanfaatkan perasaan penonton agar tertarik menonton episode lengkapnya.
Contohnya:
- Cuplikan adegan ciuman di TikTok muncul di beranda penonton secara berulang.
- Penonton merasa penasaran dan akhirnya mencari judul dramanya.
- Penayangan episode drama pun meningkat dan mengangkat rating.
Adegan yang terlihat singkat di layar ternyata memiliki nilai marketing yang sangat tinggi.
Aturan Ketat Sensor China: Justru Membuat Adegan Ciuman Lebih Dianggap Penting
China dikenal sebagai negara dengan sensor yang sangat ketat dalam film dan drama. Banyak tema dan jenis adegan dilarang. Keintiman yang eksplisit tidak diperbolehkan. Namun, adegan ciuman diperbolehkan dengan batas tertentu.
Artinya, adegan ciuman adalah batas maksimal ekspresi romansa yang bisa ditampilkan secara legal dalam drama China modern.
Ketika tema lain dibatasi:
- Tidak boleh vulgar
- Tidak boleh eksplisit
- Tidak boleh terlalu seksual
Maka cium adalah "puncak romansa tertinggi" yang masih aman dan lolos sensor.
Ini menjadikan adegan tersebut sebagai opsi paling efektif untuk menunjukkan perkembangan hubungan karakter tanpa melanggar aturan sensor.
Penonton Lebih Mudah Terhubung Secara Emosional
Romansa adalah bahasa universal. Penonton tidak harus memahami konteks budaya atau dialog rumit untuk merasakan chemistry antara dua karakter.
Karena itu, adegan ciuman sering menjadi simbol:
- klimaks hubungan,
- puncak emosional cerita,
- validasi bahwa karakter benar-benar saling mencintai.
Penonton drama ingin melihat perkembangan hubungan yang jelas. Dan ketika adegan ciuman muncul, penonton merasa terbayar secara emosional atas waktu yang sudah dihabiskan menonton.
Menjaga Engagement Penonton Sampai Episode Akhir
Banyak drama China terdiri dari 24 hingga 40 episode. Agar penonton tetap bertahan sampai episode terakhir, produser biasa menggunakan pola romance pacing seperti ini:
- Episode awal: saling benci atau cuek
- Episode tengah: mulai dekat
- Episode mendekati akhir: adegan ciuman sebagai puncak
- Episode terakhir: hubungan dikonfirmasi atau ditutup dengan bahagia
Strategi seperti ini membuat penonton tidak bisa berhenti menonton karena menunggu momen penting itu muncul.
Ciuman menjadi semacam hadiah bagi penonton setelah mengikuti perkembangan karakter puluhan episode.
Tidak Semua Romansa Itu Organik
Ada juga drama yang sebenarnya tidak membutuhkan adegan ciuman, tetapi tetap dipaksakan karena:
- tekanan platform streaming,
- permintaan fans,
- target viral konten cuplikan.
Dengan kata lain, kadang adegan tersebut hadir bukan karena kebutuhan cerita, tetapi kebutuhan marketing.
Alasan singkat kenapa adegan ciuman selalu muncul:
- Strategi marketing melalui cuplikan TikTok
- Bukti perkembangan karakter dalam romantisasi
- Sensor China yang ketat membuat ciuman jadi batas tertinggi ekspresi
- Menahan penonton untuk tetap mengikuti episode hingga akhir
- Permintaan pasar, terutama penonton wanita
Hanya Adegan Kecil, Tetapi Dampaknya Besar
Adegan yang berdurasi 5–10 detik bisa:
- menaikkan rating,
- memviralkan drama,
- mengangkat popularitas aktor,
- menghasilkan traffic penayangan jutaan kali.
Tak heran jika sutradara dan tim produksi sangat memprioritaskan adegan ini.
Jadi Kesimpulannya...
Adegan ciuman dalam drama China bukan hanya pemanis, tetapi bagian dari strategi bisnis. Adegan tersebut dibuat agar drama mudah viral, meningkatkan engagement penonton, dan menjadi daya tarik visual di media sosial. Dengan keterbatasan sensor, ciuman menjadi satu-satunya ekspresi puncak dari romansa yang bisa ditampilkan, sehingga otomatis sering muncul dalam setiap drama.
Jika kamu ingin membaca artikel menarik lain mengenai teknologi, hiburan, dan tren digital, kamu bisa cek juga konten lain di ajakteman.com.