Langsung ke konten utama

Back Affiliate Artinya Apa? Ini Maksudnya di Tiktok

Jika kamu sering scroll komentar di TikTok, mungkin belakangan ini kamu sering melihat kalimat seperti “SINI KU BACK SMUA AFFILIATE TIKTOK!!” atau “SINI AKU BACK AFFILIATE TIKTOK!!”. Sekilas terdengar seperti kode rahasia antar pengguna, tapi sebenarnya ini adalah bagian dari strategi baru yang tengah ramai di kalangan content creator TikTok. Tren ini tidak hanya soal viral-viralan semata, tapi juga erat kaitannya dengan peluang menghasilkan uang lewat TikTok Affiliate.

Lalu, apa sebenarnya arti dari “back affiliate” ini? Apakah ini sekadar ajakan saling follow? Atau ada tujuan tertentu di balik komentar penuh semangat dan emoji ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu “Back Affiliate” di TikTok?


“Back affiliate” adalah istilah yang berkembang di komunitas TikTok untuk menggambarkan aksi saling mendukung antar pengguna yang ingin bergabung atau sudah bergabung dengan program TikTok Affiliate. Kata “back” sendiri berasal dari kata “backup”, yang dalam konteks ini berarti membackup atau mendukung akun lain agar memenuhi syarat untuk menjadi affiliate TikTok.

Di TikTok, salah satu syarat utama untuk mengaktifkan fitur keranjang kuning (yang berisi tautan produk) adalah memiliki setidaknya 600 followers. Nah, karena mencapai 600 followers bisa menjadi tantangan tersendiri, banyak pengguna yang saling membantu lewat skema “back affiliate” ini.

Back Affiliate = Saling Follow (Mutualan)


Sederhananya, komentar “back affiliate” bisa dimaknai sebagai ajakan untuk saling follow atau mutualan. Ini mirip dengan konsep sub4sub di YouTube atau follow for follow di platform lain. Para pengguna meninggalkan komentar seperti “SINI KU BACK” dengan harapan pengguna lain akan mem-follow mereka, dan mereka akan melakukan hal yang sama sebagai balasannya.

Ada juga istilah “flks”, yang merupakan singkatan dari “follback” atau follow-back, semakin memperkuat bahwa strategi ini benar-benar soal membangun jaringan followers demi mencapai target 600.

Kenapa Banyak yang Lakukan Ini?


Jawabannya simpel: karena TikTok Affiliate menjanjikan cuan! Dengan menjadi bagian dari program ini, pengguna bisa menambahkan tautan produk ke dalam video mereka dan mendapat komisi jika ada penonton yang membeli produk tersebut lewat keranjang kuning.

Namun, sebelum bisa memulai, TikTok menetapkan beberapa syarat. Salah satu yang paling krusial adalah jumlah pengikut minimal 600. Karena itulah, banyak calon affiliate yang memilih jalur cepat dengan melakukan “back affiliate”, alih-alih menunggu pengikut datang secara organik.

Apakah Cara Ini Efektif?


Dari satu sisi, ya. Dengan ratusan orang yang saling follow, akun bisa mencapai 600 followers dalam waktu relatif singkat. Beberapa pengguna bahkan melaporkan bahwa mereka bisa “tembus” ke program affiliate hanya dalam 2–3 hari saja setelah aktif melakukan back affiliate.

Namun dari sisi lain, strategi ini bisa jadi kurang berkelanjutan. Sebab, followers yang diperoleh lewat sistem saling follow ini belum tentu tertarik dengan konten yang dibuat. Engagement rate bisa rendah, dan itu bisa berdampak pada performa video serta potensi komisi dari affiliate.


Etika dan Tips Melakukan Back Affiliate


Kalau kamu tertarik mencoba, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat dan etis:

  1. Jangan spam komentar. Pastikan kamu tidak mengomentari postingan orang sembarangan hanya demi mencari followers.
  2. Balas dengan jujur. Kalau sudah berjanji akan “back”, pastikan kamu benar-benar follow balik.
  3. Kembangkan konten berkualitas. Meskipun awalnya followers datang karena saling follow, usahakan tetap memberikan konten menarik agar mereka tetap bertahan.
  4. Gunakan komunitas yang relevan. Ada banyak grup di TikTok atau Telegram khusus untuk saling bantu affiliate. Kamu bisa mulai dari sana.

Fenomena yang Tak Bisa Diabaikan


Fenomena komentar seperti “SINI KU BACK SMUA AFFILIATE TIKTOK!!” menunjukkan betapa kreatifnya pengguna Indonesia dalam menyiasati algoritma dan persyaratan dari platform. Di tengah keterbatasan, mereka mencari jalan alternatif untuk tetap bisa ikut dalam ekosistem digital dan mendapatkan penghasilan.

Beberapa platform atau blog bahkan mulai membahas strategi ini secara mendalam. Salah satunya adalah ajakteman.com, yang turut mengulas cara-cara kreatif untuk memanfaatkan fitur digital agar bisa menghasilkan uang dari media sosial.

Akhir Kata


Komentar “back affiliate” bukan hanya sekadar ajakan follow, tapi cerminan semangat gotong royong digital demi peluang yang lebih besar. Meskipun bukan cara resmi yang disarankan oleh TikTok, tren ini membuktikan bahwa kolaborasi bisa menjadi kunci untuk membuka pintu monetisasi lebih cepat.

Jika kamu ingin mencoba TikTok Affiliate, tidak ada salahnya untuk memanfaatkan tren ini—asal tetap menjaga etika dan terus mengembangkan konten berkualitas. Karena pada akhirnya, konten yang baik akan membawa followers yang loyal, dan bukan hanya angka semata.

Apakah kamu juga pernah ikut “back affiliate”? Atau malah baru tahu artinya sekarang? Semoga artikel ini bisa jadi panduan awal untuk kamu yang ingin terjun ke dunia TikTok Affiliate!


Topik Terkait :

Terbaru

Loading...