Langsung ke konten utama

20 Kata-Kata Tentang Kesenjangan Sosial, Bikin Ngakak

Media sosial, khususnya TikTok, belakangan ini diramaikan dengan tren video lucu yang mengangkat tema kesenjangan sosial. Dengan gaya santai dan penuh humor, banyak kreator membagikan percakapan absurd yang menyentil realita sosial—tanpa harus terlalu serius. Salah satu cuplikan yang viral berbunyi:

“Km lagi di garasi?”
“Bukan, ini aku lagi di ruang tamu ko”
“Loh, motornya parkir di ruang tamu?”

Sekilas terdengar lucu, namun secara tidak langsung percakapan ini menggambarkan kondisi masyarakat yang memiliki ruang tinggal terbatas hingga harus menyulap ruang tamu sebagai garasi dadakan. Inilah yang menjadikan tren ini menarik: lucu, relatable, tapi juga menyentuh isu sosial.

Tak sedikit warganet yang kemudian membuat versi-versi lain dengan konsep serupa. Misalnya:

  • “Kulkas kamu dua?”
    “Yang satu buat makanan, yang satu buat skincare.”

"eh baju kamu jatoh tuh"
"engga itu keset rumah"

"km lagi di garasi?"
"bukan,ini aku lagi di ruang tamu ko"
"loh motornya parkir di ruang tamu?"

🀡:aku mau mancing dulu yah
πŸ§•:mancing ikan?
🀡: mancing Sanyo 

πŸ™πŸ»: bntr ya mau ambil ember dulu
πŸ§•πŸ»: kamu ujan" nyuci mobil
πŸ™πŸ»: rumah ku bocor

co:bentar ya aku mau nganter mamah
ce:ohh iya nganter arisan ya
co:nganter kumpul anggota mekar

πŸ‘°πŸ»: kamar kamu kok ada salju nya?
🀡🏻: bukan, itu kapuk kasur aku pada keluar

🐴 : Bentar aku matiin TV sama lampu dulu ya.
πŸ¦„ : Kamu udah mau tidur ya ?
🐴 : Enggak, aku mau masak nasi takut listriknya njegleg. πŸ™

πŸ‘§ : badan kamu keker bgt ya pasti sering ngeGym?
πŸ‘¨ : sering nimba

πŸ§’:bentar ya aku mau nutup pintu dulu
πŸ‘§:mau pergi kemana?
πŸ§’:enggak, takut ayamnya masuk rumah

πŸ‘¦ : "itu bapak kamu? "
πŸ‘§ : "iyah, ini papah aku"

πŸ§•:kamar mandi kamu lagi direnov ya,kok banyak ember cat?
πŸ§‘:itu ember mandi aku

πŸ§’ : Bentar ya aku jemput adik aku pulang sekolah dulu,
πŸ‘§ : sayang kamu ya sama adik kamu?
πŸ‘¦ : enggak, motornya cuma 1

πŸ‘© : kok kamu vc di ruang tamu terus
πŸ‘¦ : ehhh.. mmmm... Ga punya kamarπŸ—Ώ

πŸ‘©: kenapa tali sendal jepit kamu sempit gitu
πŸ‘¦: ditahan pake paku
πŸ‘©: hah kok bisa

dia : aku dh sampe di depan kandang kambing (sambil pap)
aku : nah itu rumahku ,

πŸ‘¨πŸΎ‍🦱:udah ya,ke sungai dlu
πŸ‘΅πŸ»: mancing?
πŸ‘¨πŸΎ‍🦱: mandi..

"eh kok sarung di jendela"
"itu gorden aku"

"lagi digudang ya"
"ga ini dirumah kok, ruang tamu"
"kok, kayu semua"

"itu alarm nya di matiin dulu"
"itu bukan alarm,tapi bunyi token"

Format lelucon seperti ini tidak hanya menghibur, tapi juga menyindir ketimpangan ekonomi dengan cara yang ringan. Kreator memanfaatkan sarkasme halus untuk mengangkat isu sosial, namun tetap membuat penonton tersenyum atau tertawa geli.

Namun, Penting untuk Diingat...

Meski banyak yang menganggapnya lucu, kita tetap harus bijak dalam membuat dan menyebarkan konten serupa. Jangan sampai candaan tentang kesenjangan sosial menjadi bahan olok-olok atau malah menyakiti perasaan orang lain. Humor memang punya kekuatan untuk menyuarakan kritik sosial, tetapi harus ditempatkan di ruang yang tepat dan dengan empati.

Beberapa kreator bahkan telah mulai menyisipkan disclaimer di awal atau akhir video mereka agar tidak disalahartikan. Ini langkah yang baik dan patut dicontoh demi menjaga ruang digital yang sehat dan tidak diskriminatif.

Akhir Kata

Fenomena video lucu tentang kesenjangan sosial di TikTok menjadi bukti bahwa kreativitas anak muda dalam menyampaikan realita sosial sangat luar biasa. Namun, mari kita gunakan tren ini dengan bijak. Humor boleh, asal tidak menyinggung. Kritik boleh, asal tetap menghormati. Karena di balik setiap tawa, selalu ada cerita yang lebih dalam.


Telusuri Topik Terkait :