Hari Bakcang, atau yang dikenal sebagai Festival Duanwu (端午节; Duan Wu Jie) dalam budaya Tionghoa, merupakan salah satu perayaan penting yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 5 bulan 5 dalam kalender Imlek. Pada tahun 2025, Festival Bakcang jatuh pada hari Sabtu, 31 Mei.

Makna dan Sejarah Hari Bakcang
Festival Duanwu memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan legenda Qu Yuan, seorang penyair dan pejabat setia dari negara Chu pada zaman Periode Negara-Negara Berperang di Tiongkok kuno. Setelah merasa putus asa karena negaranya jatuh ke tangan musuh, Qu Yuan mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Miluo. Untuk mengenangnya, masyarakat melemparkan bakcang (ketan berisi daging atau isian lainnya yang dibungkus dengan daun bambu) ke sungai agar ikan tidak memakan tubuhnya. Sejak saat itu, tradisi ini berkembang menjadi Festival Duanwu, yang dikenal dengan makan bakcang dan perlombaan perahu naga.
Waktu Sembahyang Bakcang
Dalam perayaan ini, umat Tionghoa yang menjalankan tradisi biasanya melakukan sembahyang Bakcang pada pagi atau siang hari sebelum makan bakcang bersama keluarga. Sembahyang dilakukan di altar keluarga atau di tempat ibadah dengan mempersembahkan bakcang, teh, buah-buahan, dan berbagai makanan lainnya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan dewa pelindung.
Pada tahun 2025, sembahyang Bakcang dapat dilakukan pada Sabtu pagi, 31 Mei, sebelum pukul 12 siang. Beberapa keluarga juga memilih untuk sembahyang pada malam sebelumnya, yakni Jumat, 30 Mei 2025, untuk memudahkan persiapan.
Cara Melakukan Sembahyang Bakcang
Persiapan Persembahan:
Bakcang sebagai simbol utama
Buah-buahan, teh, kue-kue tradisional
Dupa dan lilin
Air dan arak sebagai persembahan tambahan
Pelaksanaan Sembahyang:
Menyalakan dupa dan lilin di altar
Mengucapkan doa dan harapan baik untuk keluarga
Menyajikan persembahan kepada leluhur dan dewa
Setelah dupa habis, makanan persembahan boleh disantap bersama keluarga
Tradisi Lain dalam Festival Bakcang
Selain sembahyang dan makan bakcang, perayaan ini juga diwarnai dengan berbagai tradisi lain seperti:
Perlombaan perahu naga, yang melambangkan semangat solidaritas dan kebersamaan.
Memakai kantung wangi (香囊; xiāng náng) berisi rempah-rempah untuk menangkal roh jahat.
Menggantung daun mugwort dan jimat pelindung di pintu rumah untuk kesehatan dan keberuntungan.
Penutup
Sembahyang Bakcang di tahun 2025 dapat dilakukan pada 31 Mei, sebelum tengah hari. Perayaan ini bukan hanya sekadar menikmati makanan tradisional, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan menjaga nilai-nilai budaya. Dengan menjalankan tradisi ini, kita dapat terus mempererat hubungan keluarga dan melestarikan warisan budaya Tionghoa.