Maksud "Toko Oren" di TikTok
Bagi pengguna TikTok di Indonesia, istilah “Toko Oren” sudah tidak asing lagi. Istilah ini sering digunakan oleh kreator TikTok untuk merujuk ke platform belanja online Shopee. Meski terdengar sederhana, penggunaan istilah ini memiliki alasan dan latar belakang yang cukup menarik, terutama terkait dengan aturan promosi di TikTok.

Kenapa Disebut "Toko Oren"?
"Toko Oren" adalah plesetan yang merujuk pada Shopee, platform e-commerce populer yang memiliki logo berwarna oranye mencolok. Warna ini menjadi ciri khas utama Shopee, sehingga banyak orang langsung mengasosiasikan kata “oren” dengan platform tersebut. Namun, alasan utama munculnya istilah ini di TikTok bukan hanya sekadar warna logo.
Di TikTok, kreator sering kali menghindari menyebut nama merek secara langsung, termasuk Shopee, ketika mereka mempromosikan produk atau melakukan endorsement. Hal ini diduga terkait dengan algoritma dan kebijakan TikTok yang cukup ketat terhadap konten promosi yang tidak resmi. Sebagai langkah antisipasi, kreator menggunakan istilah alternatif, seperti "Toko Oren," agar tetap bisa membicarakan Shopee tanpa melanggar aturan platform.
Alasan Kreator Tidak Menyebut “Shopee” Langsung
Ada beberapa alasan mengapa kreator TikTok memilih untuk tidak menyebut nama Shopee secara langsung:
1. Hindari Pelanggaran Kebijakan TikTok
TikTok memiliki aturan ketat terkait konten yang bersifat promosi atau komersial. Apabila kreator menyebut nama merek secara langsung tanpa melalui jalur kerja sama resmi dengan TikTok, ada kemungkinan konten mereka dianggap sebagai pelanggaran. Hal ini dapat berdampak pada penurunan jangkauan konten atau bahkan penghapusan video.
2. Menghindari Shadow Ban atau Blokir Akun
Meskipun tidak ada pernyataan resmi dari TikTok, beberapa kreator percaya bahwa menyebut merek tertentu secara eksplisit dapat membuat akun mereka terkena shadow ban, yaitu kondisi di mana video mereka tidak muncul di halaman *For You Page* (FYP) atau tidak mendapatkan eksposur yang maksimal.
3. Kreativitas Bahasa di Kalangan Kreator
Menggunakan istilah seperti "Toko Oren" juga menunjukkan kreativitas para kreator dalam menyiasati keterbatasan aturan. Selain “Toko Oren,” ada pula istilah seperti “Toko Ijo” untuk Tokopedia, atau “Toko Merah” untuk Lazada. Istilah-istilah ini membuat konten terasa lebih santai, lucu, dan menarik bagi audiens.
Pengaruh Istilah “Toko Oren” di TikTok
Penggunaan istilah “Toko Oren” tidak hanya menjadi cara aman untuk mempromosikan produk, tetapi juga menciptakan budaya baru di kalangan pengguna TikTok. Banyak audiens yang akhirnya ikut terbawa dalam penggunaan istilah ini, sehingga “Toko Oren” menjadi nama populer yang secara tidak langsung memperkuat identitas Shopee. Bahkan, meski terdengar seperti plesetan, istilah ini membantu meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) Shopee di media sosial secara gratis.
Akhir
Istilah “Toko Oren” adalah contoh nyata bagaimana kreator TikTok beradaptasi dengan aturan platform sekaligus memanfaatkan kreativitas bahasa untuk tetap menarik perhatian audiens. Selain menghindari risiko pelanggaran, istilah ini juga menjadi bagian dari budaya digital yang terus berkembang. Dengan menggunakan istilah seperti ini, para kreator tidak hanya menunjukkan kepiawaian mereka dalam menyampaikan pesan secara cerdas, tetapi juga menciptakan tren baru yang memperkaya interaksi di dunia maya.