Hukum Tidak Menjawab Salam di WhatsApp: Perspektif Sosial dan Agama
Dalam agama, mengucapkan dan menjawab salam adalah bagian dari adab yang sangat dianjurkan. Bahkan, menjawab salam hukumnya adalah wajib. Hal ini menunjukkan bahwa menganjurkan setiap orang untuk menjaga hubungan yang baik dengan sesama, salah satunya melalui ucapan salam.
Namun, dalam konteks kehidupan modern di mana interaksi sosial banyak dilakukan melalui platform digital seperti WhatsApp, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi mengapa seseorang tidak segera atau bahkan tidak sama sekali membalas salam yang diterima. Artikel ini akan membahas berbagai alasan tersebut, serta bagaimana sebaiknya sikap kita sebagai pengirim salam ketika menghadapi situasi semacam ini.
Faktor-Faktor Tidak Menjawab Salam di WhatsApp
1. Perbedaan Agama
Salah satu alasan utama seseorang tidak menjawab salam di WhatsApp bisa jadi karena mereka berbeda agama. Salam seperti "Assalamu'alaikum" adalah ucapan khas dalam tradisi , yang mungkin tidak dikenali atau dipahami oleh mereka yang bukan muslim. Dalam hal ini, penting bagi pengirim salam untuk menyadari bahwa tidak semua orang memiliki kewajiban atau pemahaman yang sama mengenai pentingnya menjawab salam.
2. Tidak Membaca Pesan Salam
Alasan lain yang umum terjadi adalah pesan tersebut tidak terbaca. Di era teknologi yang serba cepat, seseorang mungkin memiliki kesibukan sehingga tidak sempat membaca pesan yang masuk. Beberapa orang juga mengatur notifikasi WhatsApp mereka agar tidak selalu muncul, sehingga mereka mungkin tidak mengetahui bahwa ada pesan salam yang dikirimkan. Selain itu, pesan mungkin tertumpuk dengan notifikasi lain, sehingga salam yang dikirim terlupakan.
3. Kesibukan
Seseorang yang sibuk mungkin tidak memiliki waktu untuk segera membalas pesan salam, meskipun mereka sudah membacanya. Situasi ini sangat umum terjadi, terutama bagi mereka yang memiliki banyak tanggung jawab, baik di tempat kerja maupun di kehidupan pribadi. Kesibukan seringkali membuat seseorang menunda membalas pesan, yang pada akhirnya bisa terlupa.
4. Malas Mengetik atau Langsung ke Pokok Pembicaraan
Tidak sedikit orang yang cenderung lebih suka langsung ke inti percakapan dan merasa bahwa membalas salam hanyalah hal formal yang tidak wajib dilakukan, apalagi di platform digital. Mereka mungkin berpikir bahwa yang terpenting adalah menyampaikan informasi atau pertanyaan, dan bukan adab dalam bentuk salam.
Sikap yang Bijak Menghadapi Orang yang Tidak Menjawab Salam
Sebagai pengirim salam, kita juga perlu memiliki sikap bijaksana dan pemahaman yang baik ketika seseorang tidak menjawab salam kita, terutama dalam konteks komunikasi di media sosial. Beberapa langkah yang bisa kita terapkan antara lain:
1. Memahami Bahwa Kondisi Setiap Orang Berbeda
Tidak semua orang berada dalam situasi yang sama. Seseorang mungkin sedang dalam kondisi yang sulit, sibuk, atau memiliki alasan personal lain mengapa mereka tidak membalas salam. Memiliki pemahaman dan empati terhadap situasi orang lain adalah langkah awal yang sangat penting. Kita tidak bisa memaksakan standar kita kepada orang lain, terutama dalam konteks komunikasi di platform digital seperti WhatsApp.
2. Tidak Terlalu Berharap Orang Lain Sesuai dengan Keinginan Kita
Mengirim salam adalah bentuk kesopanan dan kebaikan yang dilakukan tanpa mengharapkan balasan yang berlebihan. Jika seseorang tidak menjawab salam kita, kita perlu bersikap legawa dan tidak terlalu berharap bahwa semua orang akan merespons sesuai dengan harapan kita. Sikap terlalu menuntut balasan dari orang lain bisa menjadi beban yang akhirnya hanya merugikan diri sendiri.
3. Menyadari Bahwa Setiap Orang Punya Kesibukan Masing-Masing
Kesibukan adalah alasan yang sangat manusiawi. Setiap orang memiliki tanggung jawab dan prioritasnya sendiri. Jika salam kita tidak dibalas, mungkin orang tersebut sedang berada dalam situasi yang sangat sibuk atau memiliki masalah yang lebih mendesak untuk diurus. Bersikap sabar dan pengertian adalah langkah yang tepat dalam menghadapi situasi ini.
4. Tidak Menuntut Balasan Karena Ego Sendiri
Terkadang, kita merasa kecewa atau marah ketika salam kita tidak dibalas, padahal kekecewaan tersebut lahir dari ego kita sendiri. Kita ingin dihargai, didengarkan, atau diprioritaskan, namun penting untuk menyadari bahwa kita tidak bisa mengontrol tindakan atau respons orang lain. Memahami bahwa setiap orang memiliki hak atas bagaimana mereka merespons pesan adalah sikap dewasa yang harus kita kembangkan.
5. Menghormati Balasan dalam Bentuk Apapun
Ada kalanya seseorang tidak membalas salam dengan kata-kata yang tepat, namun mereka merespons dengan tindakan atau informasi yang berguna. Misalnya, seseorang mungkin tidak membalas “Wa’alaikumsalam,” tetapi langsung menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang dibutuhkan. Sebaiknya kita tetap menghargai setiap bentuk respons tersebut, karena inti dari komunikasi adalah menyampaikan pesan dengan cara yang baik.
Dalam konteks digital, menjawab salam di WhatsApp mungkin memiliki beberapa hambatan yang berbeda dibandingkan dengan salam secara langsung. Meski secara agama, menjawab salam tetap merupakan kewajiban, namun dalam komunikasi sehari-hari kita perlu memiliki toleransi dan pemahaman terhadap situasi orang lain. Dengan mengembangkan sikap empati, tidak terlalu berharap, dan menghargai setiap bentuk balasan, kita dapat menjaga hubungan sosial yang baik tanpa harus terbebani oleh ekspektasi yang tidak realistis.