Langsung ke konten utama

Arti siau, ahia, liau dalam bahasa hokkien

 Makna Siau, Ahia, dan Liau dalam Bahasa Hokkien

Bahasa Hokkien, yang merupakan salah satu dialek penting dari keluarga bahasa Min Nan, telah menjadi bagian integral dari budaya dan sehari-hari masyarakat Tionghoa di berbagai belahan dunia. Dialek ini memiliki kekayaan kosakata yang unik, termasuk kata-kata seperti "siau", "ahia", dan "liau", yang memiliki makna khas dalam konteks percakapan sehari-hari.

Arti siau, ahia, liau dalam bahasa hokkien

1. Siau 

Kata "siau" dalam bahasa Hokkien bermakna "gila" dalam bahasa Indonesia. Istilah ini tidak selalu merujuk pada kondisi klinis gangguan jiwa, namun lebih sering digunakan secara informal untuk menyatakan tingkah laku atau tindakan yang di luar batas biasa atau yang tidak terduga. Misalnya, jika seseorang bertingkah laku dengan cara yang aneh atau tidak masuk akal, orang Hokkien mungkin menggambarkannya sebagai "siau".

Contoh penggunaan kata "siau" dalam kalimat:

ane siau lu = Gila kali kau

2. Ahia 

Kata "ahia" dalam bahasa Hokkien memiliki arti yang mirip dengan "koko" atau "abang" dalam bahasa Indonesia. Biasanya, kata ini digunakan untuk merujuk pada kakak laki-laki atau pria yang lebih tua secara umum. Penggunaan kata "ahia" mencerminkan budaya penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau senior dalam masyarakat Tionghoa.

Contoh penggunaan kata "ahia" dalam kalimat:

ahia cau seng ya = abang pergi dulu ya

3. Liau 

Kata "liau" dalam bahasa Hokkien bermakna "sudah" dalam bahasa Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu peristiwa atau tindakan telah selesai atau telah mencapai suatu titik tertentu. Kata "liau" sering digunakan dalam konteks waktu atau keadaan yang sudah berubah atau berakhir.

Contoh penggunaan kata "liau" dalam kalimat:

Wa kau chu liau = Aku sudah sampe rumah

Dalam percakapan sehari-hari, penggunaan kata-kata seperti "siau", "ahia", dan "liau" memperkaya ekspresi dan komunikasi dalam bahasa Hokkien. Meskipun memiliki makna spesifik dalam dialek ini, konsep-konsep ini sering dapat dipahami oleh penutur bahasa Tionghoa lainnya, serta oleh mereka yang tertarik memahami budaya dan tradisi Tionghoa lebih dalam.

Bagikan

Salin Link | WhatsApp